ALAT – ALAT PEMANJATAN
Alat-alat yang diguanakan dalam pemanatan artificial
1. Tali carmentel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan
atau biasa disebut dynamic rope. Secara umun tali di bagi menjadi dua
macam yaitu :
– Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% – 9%, digunakan untuk
tali fixed rope yang digunakan untuk ascending atau descending.
Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.
– Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%,
digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman
pada titik tertinggi.
2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali.
3. Carabiner adalah cincin kait yg terbuat dari alumunium alloy sebagai pengait dan dikaitkan dgn alat lainnya.
– Karabiner Skrup/carabiner srew gate
– Karabiner Snap/carabiner non screw gate
4. Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari benturan dari benda-benda yang terjatuh dari atas.
5. Webbing, peralatan panjat yg berbentuk pipih tidak terlalu kaku dan lentur, biasa digunakan sebagai harnest
6. Prusik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 5-6 mm,
biasanya digunkan sbg pengganti sling runner dan juga dpt digunakan
untuk meniti tali keatas dengan menggunakan simpul prusik, seperti pada
SRT.
7. Sepatu Panjat, sbg pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg
tinggi sehingga dpt melekat di tebing. Jenisnya sendiri yang sering
digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard (keras)
8. Chock bag/Calk bag, sebagai tempat MgCo3 (Magnesium Carbonat) yg
berfungsi agar tangan tdk licin karena berkeringat sehingga akan
membantu dalam pemanjatan.
9. Descender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali kebawah serta
mengamankan leader disaat membuat jalur, biasanya yg sering digunakan
adalah figure of eight dan auto stop.
10. Ascender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali ke atas dan
secara otomatis akan mengunci bila dibebani. Jenis yang digunakan
biasanya jumar dan croll
11. Grigri, alat ini digunakan untuk membelay, alat ini mempunyai
tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan
sendirinya.
12. Hammer, berfungsi untuk menanamkan pengaman dan melepaskan
kembali, biasanya yg diapakai jenisnya ringan dan mempunyai kekuatan
tinggi dan ujungnya berfungsi mengencangkan mur pada saat memasang
hanger.
13. Pulley, mirip katrol, kecil dan ringan tetapi memiliki kemampuan
dalam beban yg berat. Digunakan untuk perlengkapan evakuasi.
14. Handdrill, merupakan media untuk mengebor tebing secara manual,
yg berfungsi untuk menempatkan pengaman berupa bolt serta hanger.
D. SIMPUL YANG DIGUNAKAN DALAM PEMANJATAN
Simpul – simpul yang digunakan dalam pemanjatan
1. Simpul Delapan Ganda
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% – 59%.
2. Simpul Delapan Tunggal
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang
dihubungkan dengan tubuh atau harnest apabila carabiner tidak ada
Toleransi 55% – 59%.
3. Simpul Pangkal
Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama
(fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali
akan berkurang sebesar 45%.
4. Simpul Jangkar
Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama
(fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali
akan berkurang sebesar 45%.
5. Simpul Kambing / bowline knot
Untuk pengaman utama dalam penambatan atau pengaman utama yang dihubungkan dengan penambat atau harnest. Toleransi 52%.
6. Simpul Kupu – kupu / Butterfly knot
Untuk membuat ditengah atau diantara lintasan horizon. Bisa juga
digunakan untuk menghindari tali yang sudah friksi. Toleransi terhadap
kekuatan tali 50%.
7. Simpul Nelayan / Fisherman Knot
Untuk menyambung 2 tali yang sama besarnya dan bersifat licin. Toleransi 41% – 50%
8. Simpul Frusik
Simpul yang digunakan dalam teknik Frusiking SRT
9. Simpul Pita
Untuk Menyambung Tali yang sejenis, yang sifatnya licin atau berbentuk pipih (umumnya digunakan untuk menyambung Webbing)
10. Simpul Italy
Untuk repeling jika tidak ada figure eight atau grigri. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang 45%.
o Overhand Knot
Untuk mengakhiri pembuatan simpul sebelumnya. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 40%.
o Clove hitch knot
Untu mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama
(fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali
akan berkurang sebesar 45%.
o Figure of eight knot
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% – 59%.
o Eight on bight knot
Untuk pengaman utama dalam penambat pada dua anchor. Toleransi 68%.
o Simpul two in one
Simpul ini biasanya digunakan sebagai penambat pada anchor natural saat
cleaning, yaitu ketika pemanjat selesai dan turun dari tebing tanpa
meninggalkan alat.
Senin, 14 Desember 2015
etika pemanjatan
ETIKA PEMANJATAN
Secara umum etika pemnjatan sama dengan etika – etika dalam penjelajahan alam lain :
1. Dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar
2. Dilarang meninggalkan sesuatu kecuali jejak
3. Dilarang membunuh sesuatu kecuali waktu
Secara khusus ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah sebagai berikut :
1. Menghormati adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat.
2. Menjaga kelestarian alam.
3. Merintis jalur baru.
4. Memanjat jalur bernama.
5. Pemberian nama jalur.
6. Memberi keamanan bagi pemanjat lain
Secara umum etika pemnjatan sama dengan etika – etika dalam penjelajahan alam lain :
1. Dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar
2. Dilarang meninggalkan sesuatu kecuali jejak
3. Dilarang membunuh sesuatu kecuali waktu
Secara khusus ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah sebagai berikut :
1. Menghormati adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat.
2. Menjaga kelestarian alam.
3. Merintis jalur baru.
4. Memanjat jalur bernama.
5. Pemberian nama jalur.
6. Memberi keamanan bagi pemanjat lain
Apa itu Rock Climbing?
Rock climbing merupakan salah satu bagian dari kegiatan Mountaineering yang
paling penting, yang sangat memerlukan kecakapan mendaki tebing batu yang
terjal, kemampuan dalam menganalisa yang tinggi, mental baja , serta ketahanan
fisik yang besar.
Secara etimologis Rock Climbing terdiri dari dua kata yaitu Rock
dan climbing. Rock berarti batuan dan Climbing berarti pemanjatan. Jadi Rock
climbing yaitu teknik memanjat tebing batu dengan memanfaatkan cacat batuan,
baik tonjolan maupun rekahan yang mempunyai kemiringan tebing lebih dari 70o.
Pada dasarnya kegiatan panjat
tebing ini adalah suatu teknik memanjat tebing batu dengan memanfaatkan
cacat batuan berupa tonjolan, rekahan, atau cekungan dengan atau tanpa
alat bantu pendakian. Karena itu pemilihan pegangan dan pijakan sangat
menentukan keberhasilan sebuah pemanjatan. Keasyikan pemanjatan tebing
justru ditemukan pada strategi menyiasati rupa tebing alam, karena itu
pula yang menjadi faktor penentu keberhasilan pemanjatan. Salah strategi
sedikit saja bisa merepotkan bahkan berakibat fatal!
Bukan
perkara mudah untuk memahami jenis kegiatan yang satu ini. Awam mungkin
berpikir, adalah pekerjaan “gila” memanjati tebing alam yang
jelas-jelas beresiko tinggi. Tapi bagi para perayap cadas, tebing yang
semakin sukar adalah tantangan yang harus dijawab. Tentunya harus bisa
“ditaklukkan” dengan selamat.
Awalnya rock climbing murni dilakukan di media
tebing-tebing alam, namun pada perkembangan selanjutnya berangsur-angsur
mulai dipopulerkan untuk umum. Karena itu mulai dipikirkan untuk
melakukan kegiatan ini di tebing-tebing buatan, bahkan di dalam ruangan.
Perkembangan berikut inilah yang disebut dengan wall climbing (panjat dinding) yang kemudian banyak diperlombakan…Awal tahun 1990-an, dinding-dinding panjat buatan sudah berdiri di Medan. Melihat animo yang cukup tinggi, akhirnya dikukuhkan Pengurus Daerah (Pengda) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sumut tahun 1993. Kegiatan pertama Pengda FPTI Sumut ini adalah mengenalkan sekaligus menyosialisasikan kegiatan rock/wall climbing ke seluruh lapisan masyarakat dalam sebuah gelar Kejuaraan Daerah (Kejurda) Panjat Tebing Sumut. Kejurda panjat tebing pertama di Sumut ini digelar di halaman depan Istana Maimoon yang memang menyedot cukup banyak peserta dan menarik perhatian ratusan pengunjung.
Langganan:
Postingan (Atom)