Rock climbing merupakan salah satu bagian dari kegiatan Mountaineering yang
paling penting, yang sangat memerlukan kecakapan mendaki tebing batu yang
terjal, kemampuan dalam menganalisa yang tinggi, mental baja , serta ketahanan
fisik yang besar.
Secara etimologis Rock Climbing terdiri dari dua kata yaitu Rock
dan climbing. Rock berarti batuan dan Climbing berarti pemanjatan. Jadi Rock
climbing yaitu teknik memanjat tebing batu dengan memanfaatkan cacat batuan,
baik tonjolan maupun rekahan yang mempunyai kemiringan tebing lebih dari 70o.
Pada dasarnya kegiatan panjat
tebing ini adalah suatu teknik memanjat tebing batu dengan memanfaatkan
cacat batuan berupa tonjolan, rekahan, atau cekungan dengan atau tanpa
alat bantu pendakian. Karena itu pemilihan pegangan dan pijakan sangat
menentukan keberhasilan sebuah pemanjatan. Keasyikan pemanjatan tebing
justru ditemukan pada strategi menyiasati rupa tebing alam, karena itu
pula yang menjadi faktor penentu keberhasilan pemanjatan. Salah strategi
sedikit saja bisa merepotkan bahkan berakibat fatal!
Bukan
perkara mudah untuk memahami jenis kegiatan yang satu ini. Awam mungkin
berpikir, adalah pekerjaan “gila” memanjati tebing alam yang
jelas-jelas beresiko tinggi. Tapi bagi para perayap cadas, tebing yang
semakin sukar adalah tantangan yang harus dijawab. Tentunya harus bisa
“ditaklukkan” dengan selamat.
Awalnya rock climbing murni dilakukan di media
tebing-tebing alam, namun pada perkembangan selanjutnya berangsur-angsur
mulai dipopulerkan untuk umum. Karena itu mulai dipikirkan untuk
melakukan kegiatan ini di tebing-tebing buatan, bahkan di dalam ruangan.
Perkembangan berikut inilah yang disebut dengan wall climbing (panjat dinding) yang kemudian banyak diperlombakan…Awal tahun 1990-an, dinding-dinding panjat buatan sudah berdiri di Medan. Melihat animo yang cukup tinggi, akhirnya dikukuhkan Pengurus Daerah (Pengda) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sumut tahun 1993. Kegiatan pertama Pengda FPTI Sumut ini adalah mengenalkan sekaligus menyosialisasikan kegiatan rock/wall climbing ke seluruh lapisan masyarakat dalam sebuah gelar Kejuaraan Daerah (Kejurda) Panjat Tebing Sumut. Kejurda panjat tebing pertama di Sumut ini digelar di halaman depan Istana Maimoon yang memang menyedot cukup banyak peserta dan menarik perhatian ratusan pengunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar