terbawa dalam cinta semu
Saat itu senja mulai menyapa. Kegelapanpun tak urung kembali
menemani hari-hariku yang semakin sunyi dan sepi. Mungkin disini aku merasa
sendiri, termenung dalam diamku. Saat aku harus menghadapi hal yang tak pernah
ku banyangkan sebelumnya. Kisah cintaku yang begitu indah bagai taman bunga
yang sedang bermekaran di musim semi. Saat itu ak mulai menaruh harapan pada
seseorang yang berumur empat tahun lebih tua dariku. Sosoknya begitu beraura
untuk dipandang, sungguh anugrah tuhan jika suatu saat nanti ak bisa memiliki
dirinya selamnya. dia seperti sosok seseorang yang tlah lama menghilang dalam
hidupku. Setiap saat ak slalu mencari cari keberadaannya. Ingin sekali ku slalu
berada di sampingnya merajut cinta kehidupan dengannnya.
Semakin matahari terbit hingga
bulanpun tenggelam, perasaan ini semakin begitu dalam ku taruh di bayangan
harapan semu. Saat itu ak tlah bergabung dalam sebuah organisasi, dan pada saat
itu ak harus menjalankan sebuah hal yang tak pernah ku duga harus ku jalani
seberat itu. Seleksi masuk dalam organisasi tersebut bukanlah perkara mudah. Ak
seras terkena tekanan batin. Inilah kisah awal ak bertemu dengannya. Tepat saat
itu aku mengikuti yang namanya diklat ruang. Dimana disitu kita diberi
materi-materi dasar mengenai hal-hal yang bersnagkutan dengan organisasi
tersebut. Tak lama kemudian datanglah seorang pemateri yang bagi ku begitu tak
asing. Entahlah aku merasa pernah mengenalnya. Ku pandangi dirinya, lama kelamaan
tersirat sososk masa lalu. Aura dari seseorang yang aku temui ini tak jauh beda
dengan masa lalu ku dulu. Senyum bibir itu membuat hati gembira. Serasa aku menemukan
sosok yang tlah lama menghilang dari hidupku ini
Hari telah berganti, aku semakin
ingin dekat dengannya. Sosok idaman yang selalu aku nantikan selama ini. saat
itu adalah hari hari yang tak pernah aku inginkan. saat aku harus dihadapkan
kembali dengan sebuah keadaan yang bagiku saat itu begitu menyiksa. entahlah,
namun aku mencoba untuk menikmatinya. saat itu tak sengaja ku temui wajah
indahnya, begitu ingin memandangnya namun aku tak bisa. karena ak pun harus
fokus dalam pendidikan proses organisasi yang ak ikuti. tak urung dia menjadi
semangatku saat itu, saat ak merasa dalam keadaan tertekan dan bertemu
dengannya membuat hati dan bibirku sedikit tersenyum. hmmm... walaupun dia
berperan begitu antagonis disitu. tapi pandangan matanya itu slalu membuatku
damai. 3 hari berlalu, malam itu adalah hari terakhir kita menjalani proses
pendidikan yang bagiku begitu berat. di malam itu kita harus berjalan sendiri-sendiri
menyusur gelapnya malam di jalan. mataku mulai tak kuasa untuk terbuka, rasanya
ingin ku sandarkan kepala ini dan tertidur pulas. oke, ini giliranku untuk
berjalan. serasa mrinding saat dikegelapan malam aku harus berjalan sendiri.
hingga aku menemukan pos satu, dan setelah usai ku jalani segala perintah. ak
berlanjut menuju pos 2 dan saat itu ak sedikit terkejut. karena ada dia, ak
sudah tidak begitu fokus dengan keadaan, yang ku rasa hanya lelah dan lelah.
saat itu begitu bencinya aku dengan dia, saat ak harus triak triak di alam
bebas dan dibuat menangis karena ulasan pembahasan tentang orang tua. tak kuasa
aku menahan tangis karena teringat orang tua, hingga aku tersedu sedu serasa
tak tahan lagi. dan saat itu air mata yang begitu deras jatuh di pipiku,
diusapkan oleh tangan lembutnya. sejenak ak hanya bisa tertunduk. dan rasa
getar itu semakin bergetar. entahlah,, apakah aku jatuh hati padanya? Hari telah menjelang pagi, dan saat itulah hari dimana aku
merasa bebas. Saat itu senyum damai itu begitu indah dipandang, senyum yang
serasa begitu tulus. Akupun merasa gembira dalam hati melihat senyumnya yang
begitu menawan. Saat berjabat tangan itulah baru ku dengar suara halus alunan
dari mulutnya, yang semakin membuat ku terkagum. Perjumpaan terakhir saat
itupun juga di akhiri dengan senyum yang begitu manis darinya. Sungguh serasa
ak menemukan sesuatu yang telah lama menghilag.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar